Asuhan Keperawatan : jantung kongenital pada anak
Pada posting kali ini, saya akan menjelaskan tentang Asuhan keperawatan jantung kogenital. semoga bisa bermanfaat bagi kamu. Selamat membaca.
Anak-anak yang kelebihan berat badan
sering menjadi orang dewasa gemuk. Mereka akan menghadapi risiko kardiovaskular
yang datang dengan obesitas.. Tingkat di mana anak-anak berat badan juga dapat
menjadi faktor. Jika anak Anda memiliki berat badan lebih cepat daripada
anak-anak lain,
Penyakit jantung pada anak ada 2
macam, yaitu penyakit jantung bawaan dan penyakit jantung didapat. Kedua macam
penyakit jantung ini dapat menyebabkan gagal jantung atau fungsi jantung yang
menurun di mana jantung tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan metabolik jaringan
tubuh Disebut bawaan karena kelainan jantung yang diidap si anak telah
terbentuk sejak dalam kandungan. Sementara yang satunya, dinamakan didapat
karena penyakit tersebut baru didapatkan oleh anak setelah menginjak umur-umur
tertentu, biasanya lima hingga lima belas tahun. Penyebab penyakit jantung
bawaan hingga kini belum diketahui secara pasti. Penyakit Jantung Bawaan meliputi defek
septum ventrikel , duktus arteriosus persisten, defek septum atrioventrikular,
stenosis pulmonal, tetralogi Fallot, transposisi arteri besar dan atresia
pulmonal. Salah satu penyakit jantung didapat yang
sering ditemui adalah demam reumatik akut (DRA) dan penyakit jantung rematik
(PJR)
A. Konsep Medis
1. Definisi
Penyakit
jantung Kongenital ( CHD ) adalah suatu bentuk penyakit Kardiovaskular yang ada
sejak lahir dan terjadi karena kelainan perkembangan.
Penyakit jantung kongenital atau
penyakit jantung bawaan adalah sekumpulan malformasi struktur jantung atau
pembuluh darah besar yang telah ada sejak lahir. Penyakit jantung bawaan yang
kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak dioperasi,
kebanyakan akan meninggal waktu bayi
Penyakit
jantung Kongenital ( CHD ) adalah Defek oleh structural atau fungsional pada
jantung atau pembuluh darah besar yang terjadi pada saat lahir.
Penyakit
Jantung congenital pada anak meliputi defek septum ventrikel , duktus
arteriosus persisten, defek septum atrioventrikular, stenosis pulmonal,
tetralogi Fallot, transposisi arteri besar dan atresia pulmonal.

Merupakan PJB yang paling sering
ditemukan, yaitu 30 % dari semua jenis PJB. Pada sebagian besar kasus,Diagnosis
kelainan ini ditegakkan setelah melewati masa neonates , karena pada
minggu-minggu pertama bising yang bermakna biasanya belum terdengar oleh karena
resistensi vascular paru masih tinggi dan akan menurun setelah 8 – 10 minggu

adalah duktus arteriosus yang tetap
terbuka setelah bayi lahir. Kelainan ini merupakan 7 % dari seluruh PJB. Duktus
arteriosus persisten sering dijumpai pada bayi premature, Insidensnya bertambah
dengan berkurangnya masa gestasi

Defek ini terjadi pada ±5 % dari penyakit
jantung bawaan dan tersering pada sebagian sindrom down. Pada kelainan ini
tidak terjadi pemisahan antara cincin katup mitral dan katup trikuspidalis
sehingga terdapat satu lubang besar cincin katup atrioventrikular yang
menghubungkan kedua atrium dan kedua ventrikel secara bersama.

Istilah ini menunjukkan terdapatnya
obstruksi pada jalan keluar ventrikel kanan atau pulmonalis dan
cabang-cabangnya. Stenosis dapat terjadi di bawah katup yaitu di infundibulum
(stenosis subvalvular), pada katup (valvular ) , di atas katup (supravalvular),
atau cabang a.Pulmonalis ( stenosis pulmonal perifer). kelainan ini dapat
tersendiri atau menjadi bagian dari kelainan lain seperti tetralogi Fallot,
trasposisi arteri besar, ventrikel kanan dengan jalan keluar ganda , dan
lainnya.

adalah PJB sianotik yang paling sering
ditemukan dan merupakan 5 – 8 % dari seluruh PJB. Tetralogi Fallot terjadi bila
terdapat kegagalan perkembangan infundibulum.

merupakan penyakit jantung bawaan
sianotik kedua tersering setelah tetralogi Fallot, kira-kira 5 % dari seluruh
penyakit jantung bawaan. Kelainan ini lebih sering di temukan pada anak
laki-laki. Sepertiga kasus mempunyai riwayat ibu yang menderita diabetes
mellitus . Bayi tranposisi jarang lahir premature, Biasanya ia lahir dengan
berat badan normal atau besar.

Secara garis besar dibagi menjadi 2
kelompok yaitu atresia pulmonal dengan defek septum ventrikel dan atresia
pulmunal tanpa defek septum ventrikel ( Atresia pulmonal dengan septum yang
utuh )
Salah
satu penyakit jantung didapat yang sering ditemui adalah demam reumatik akut
(DRA) dan penyakit jantung rematik (PJR)

merupakan penyakit peradangan akut yang dapat menyertai
faringitis yang disebabkan oleh Streptococcus beta-hemolyticus grup A. Penyakit
ini cenderung berulang dan dipandang sebagai penyebab terpenting penyakit
jantung didapat pada anak dan dewasa muda di seluruh duni . Demam reumatik yang
menimbulkan gejala sisa pada katup-katup jantung disebut sebagai penyakit
jantung reumatik.

merupakan penyakit yang disebabkan infeksi mikroba pada
lapisan endotel jantung, ditandai oleh vegetasi yang biasanya terdapat pada
katup jantung, namun dapat terjadi pada endokardium di tempat lain.
2. Etiologi
Penyebab
terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti,Lebih
dari 90 % kasus penyakit jantung bawaan penyebabnnya adalah multifaktorial, tetapi
ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka
kejadian penyakit jantung bawaan :
1. Faktor
Prenatal :





2. Faktor
Genetik :




3. Faktor
Lingkungan




(Buku
Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Pusat Kesehatan Jantung dan PembuluhDarah
Nasional Harapan Kita, 2001 ; 109)
3.
Tanda dan Gejala
Gejala
Dalam
masa bayi dan masa kanak-kanak, ada sangat sedikit gejala abnomal kongenita,
kecuali menyebabkan sianosis atau payah jantung kongesti. Seseorang jangan hanya
melihat gejala, tetapi lebih baik melihat gejala, tetapi lebih baik melihat
tanda yang diperlihatkan oleh pasien. Tidak adanya keluhan gejala ini tidak
hanya karena ia seorang anak tetapi juga karena fakta bahwa untuk orang yang
dilahirkan dengan suatu cacat, sulit untuk mengetahuhi apa yang normal. Anak yang
karakteristiknya tenang dan lebih suka
aktivitas dalam rumah bisa muncul setelah operasi .
Pasien
sianotik mudah ditemukan. Pasien bisa mampu berjalan pada tingkat kecepatannya
sendiri untuk jarak cukup jauh .Anak dengan Tetralogi Fallot khas berjongkok
untuk istirahat pada waktu kelelahan.
Payah
jantung lebih cenderung timbul pada bayi dalam minggu atau bulan pertama
kehidupan. Gejala mencakup pernafasan yang cepat dan bahkan sulit, kelelahan
waktu makan dan pertambahan berat badan yang lambat
Tanda
1
Tekanan darah
Tekanan darah ( bila diukur ekstremitas atas dan bawah
dengan manset yang sempit dari ukuran yang tepat) merupakan komponen penting pemeriksaan fisik
untuk semua pasien yang diduga menderita penyakit jantung congenital.
2
Denyut radialis dan femoralis
Palpasi kedua denyut radialis serentak, serta denyut
radialis dan femoralis serentak memberikan informasi tentang obstruksi atau
aliran aorta
3
Pulsasi vena
Pulsasi vena menunjukkan peningkatan tekanan paengisisan atrium kanan atau
obstruksi bagi saluran keluar atrium kanan
4
Sianosis
Tanda sianosis tidak hanya mencakup warna biru pada kuku,
membrane mukosa dan kulit, tetapi sering warna merah muda pada pipi seluruh
konjuntuva serta clubbing jari tangan dan jari kaki
5
Kardiomegali


6
Bising jantung
Saat dan lokasi bising jantung memounyai makna khusus dalam
diagnosis penyakit jantung congenital.







7
Bunyi jantung juga tanda penting
dalam diagnosis



8
Bunyi ejeksi atau click




9
Edema



4.
Klasifikasi
Ada 2 kelompok
besar penyakit jantung bawaan yaitu :
1.
Penyakit
Jantung Bawaan yang Tidak Biru ( asianotik )
Ada 2 kelompok besar
yaitu:
- Terdapat defek / lesi/lubang
sehingga terjadi aliran pirau dari kiri ke kanan (dari darah yang penuh oksigen
ke dalam darah yang kurang oksigen), misalnya pada PDA, ASD, VSD, AVSD.
- Terdapat lesi obstruktif di jantung
kanan atau kiri tanpa aliran pirau misalnya: AS, Coarch, PS.Penyakit jantung bawaan
tidak biru dengan lesi/lubang hingga terdapat aliran dari kiri ke kanan.
2.
Penyakit
Jantung Bawaan yang biru ( sianotik )
Terdapat 2 kelompok besar yaitu:
- Aliran darah ke paru kurang
(oligemic lung)
- Aliran darah ke paru berlebih (plethoric lung)
5.
Patofisiologi
Secara
fisiologis sirkulasi paru akan membawa darah yang telah teroksigenasi
meninggalkan paru dan akan masuk kembali ke dalam siklus jantung untuk
dialirkan kembali keseluruh tubuh guna memenuhi kebutuhan nutrisi dan oksigen
seluruh organ-organ vital dalam tubuh
Sedangkan
secara patofisiologi pada kelompok ini terdapat defek pada dinding pemisah
antara ventrikel kiri dan kanan sehingga dapat menimbulkan peralihan (shunt)
darah yang telah teroksigenasi penuh akan kembali ke paru-paru.
Arah
dan besar shunt tersebut bergantung pada ukuran defek dan tekanan relatif
pulmonal dan sistemik serta tahanan vaskuler pulmonal dan sistemik. Normalnya,
tahanan arteriol pulmonal janin yang tinggi akan menurun dengan cepat pada
pernapasan dan pada umur jam-jam pertama neonatus, kemudian penurunan lebih
perlahan-lahan dan stabil pada setingkat dewasa sekitar umur 3-6 bulan.
Pemajanan yang lama sirkulasi pulmonal pada tekanan dan aliran darah yang
tinggi akan menyebabkan kenaikan tahanan vaskuler pulmonal sedikit demi
sedikit. Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia neonatus tahanan
vaskuler pulmonal akan menurun akibatnya shunt darah dari kiri ke kanan yang
melalui defek tersebut akan mulai dan bertambah besar, sehingga menyebabkan
bertambahnya volume darah dalam paru dan mengakibatkan menurunkan kelenturan
paru dan menaikkan kerja pernapasan.
Peningkatan
volume paru yang berlebihan akan menyebabkan cairan tersebut bocor ke dalam
sela intertisial dan alveoli sehingga menimbulkan edema paru dan akan
menimbulkan gejala seperti takipneu, retraksi dada, pernapasan cuping hidung
dan mengi. Akibat dari edema paru ini menyebabkan volume dalam ventrikel kiri
berkurang dan untuk tetap mempertahankan tingkat curah ventrikel kiri yang
tinggi, frekuensi jantung dan volume sekuncup dinaikkan yang diperantarai oleh
aktivitas sistem saraf simpatis mengaktivasi katekolamin dalam sirkulasi,
bersama dengan bertambahnya kerja pernapasan mengakibatkan kenaikan konsumsi
oksigen total tubuh, sering diluar kemampuan transport oksigen sirkulasi sehingga
menimbulkan gejala tambahan seperti berkeringat, iritabel, takikardi dan gagal
tumbuh. Peningkatan volume paru yang berlebihan akan menyebabkan
cairan tersebut bocor ke dalam sela intertisial dan alveoli sehingga
menimbulkan edema paru dan akan menimbulkan gejala seperti takipneu, retraksi
dada, pernapasan cuping hidung dan mengi. Akibat dari edema paru ini
menyebabkan volume dalam ventrikel kiri berkurang dan untuk tetap
mempertahankan tingkat curah ventrikel kiri yang tinggi, frekuensi jantung dan
volume sekuncup dinaikkan yang diperantarai oleh aktivitas sistem saraf
simpatis mengaktivasi katekolamin dalam sirkulasi, bersama dengan bertambahnya
kerja pernapasan mengakibatkan kenaikan konsumsi oksigen total tubuh, sering
diluar kemampuan transport oksigen sirkulasi sehingga menimbulkan gejala
tambahan seperti berkeringat, iritabel, takikardi dan gagal tumbuh
7.
Gambaran Laboratorium
a. Pemeriksaan
noninvasif a, c, dam f paling member informasi dan paling lazim digunakan
1.
EKG, memberikan bukti tentang irama
: frekuensi hantaran, sumbu listrik, dilatasi kamar jantung atau hipertrofi
2.
Vektorkardiogram menginterpretasi
informasi diatas dalam tontonan tiga dimensi
3.
Seri jantung dari foto toraks
4.
Fonokardiogram membuat rekaman
permanen bagi bunyi dan bising jantung serta membantu menjelaskan kebingungan
pada waktu kejadian diauskultasi
5.
Ekokardiogram
6.
Apekskardiogram merekam gerakan
jantung dalam hubungan dengan EKG yang serentak
7.
Interval waktu sistolik memberikan
informasi tentang masa preejeksi dan ejeksi
8.
Rekaman tekanan tidak langsung dari
pulsasi arteri merekam kejadian yang dipalpasi dalam suatu layar dengan
ketelitian dan kemurnian yang tinggi, meniru rekaman intraarteri
9.
Tes gerak badan pada treadmill
b. Teknik
Invasif
1.
Katerisasi jantung dengan
visualisasi kontraks yang selektif
2.
Pemeriksaan eletrofisiologi yang
didapat pada katerisasi jantung kanan bermanfaat dalam menggambarkan aritmia
yang rumit dan kelainan hantaran
3.
Pemeriksaan radionuklid saat
istirahat dan selama gerak badan merupakan tambahan jantung untuk mengevaluasi
penampilan miokardium dan perfusi maupun pirau utama.
4.
Angiokardiografi subtraksi digital
memberikan gambaran yang baik bagi anatomi jantung yang abnormal dengan lebih
sedikit radiasi.
c. Pemeriksaan
Lainnya
1.
Pemeriksaan gas darah
2.
Eletrolit dan glukosa serum bias
berubah dalam asidosis metabolic atau respirasi atau pada terapi diuretic
jangka panjang untuk payah jantung
3.
Penemuan hemoglobin dan hematokrit
sangat bermanfaat dalam diagnosis dan penatalaksanaan pasien sianotik
4.
Survai koagulasi yang terpadu
diindikasikan untuk pasien sebelum dan setelah pembedahan jantung, terutama
bila sirkulasi ekstrakorporal digunakan atau bila ada riwayat pendarahan yang
tidak biasa.
5.
Pemeriksaan neurologi seperti
eletroensefalogram, pencitraan resonansi magnet, tomografi di komputerisasi.
B. Konsep Dasar Keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN
PENYAKIT JANTUNG BAWAAN
1. Pengkajian



Pada bayi








Anak Yang Lebih Besar










2. Diagnosa keperawatan
a)
Risiko
tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan defek struktur
b)
Risiko
tinggi infeksi berhubungan dengan status fisik yang lemah
c)
Perubahan
pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan ketidakadekuatan oksigen dan
nutrient pada jaringan ; isolasi social
d)
Perubahan
proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak dengan penyakit jantung.
e)
Risiko
tinggi cedera (komplikasi) behubungan dengan kondisi jantung dan terapi
3 . Intervensi Keperawatan / Rasional
/ Evaluasi
a)
Risiko
tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan defek struktur
Sasaran Pasien : Pasien
menunjukkan perbaikan curah jantung
Rencana
intervensi dan rasional



Hasil yang diharapkan :


b)
Risiko
tinggi infeksi berhubungan dengan status fisik yang lemah
Sasaran pasien : Pasien tidak menunjukan bukti-bukti
infeksi
Rencana
intervensi dan rasional



Hasil yang diharapkan :

c)
Perubahan
pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan ketidakadekuatan oksigen dan
nutrient pada jaringan ; isolasi social
Sasaran Pasien 1 : Pasien mengikuti kurva pertumbuhan berat
badan dan tinggi badan
Rencana
intervensi dan rasional



Sasaran
Pasien 2 : Pasien
mempunyai kesempatan untuk berpartisifasi dalam aktivitas yang sesuai.
Rencana
intervensi dan rasional



Hasil yang diharapkan :



d)
Perubahan
proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak dengan penyakit jantung.
Sasaran Pasien 2
: Pasien mengalami penurunan rasa takut
dan ansietas
Rencana
intervensi dan rasional

Sasaran Pasien 2
: Pasien menunjukkan perilaku koping yang positif



Sasaran Pasien 3 (
Keluaarga ) :
Paien (keluarga ) menunjukkan
pengetahuan tentang perawatan dirumah.
Rencana
intervensi dan rasional






Hasil yang diharapkan :




e)
Risiko
tinggi cedera (komplikasi) behubungan dengan kondisi jantung dan terapi
Sasaran Pasien 1
: Pasien mengenali tanda-tanda komplikasi secara dini
Rencana
intervensi dan rasional


Tanda awal :
- Takikardia, khususnya selama istirahat
dan aktivitas ringan
- Takipnea
- Keringat banyak dikulit kepala,
khususnya pada bayi
- Keletihan dan iritasi
- Penanbahan dan iritasi
- Penambahan Berat badan yang tiba-tiba
- Distres pernapasan
- Toksisitas digoksin : Muntah , mual ,
anoreksia, bradikardia
- Distritmia
- Hipoksemia
- Kolaps Kardiovaskular




Sasaran Pasien 2
: Pasien ( keluarga ) Menunjukkan pemahaman tentang tes diagnostic dan
pembedahan
Rencana
intervensi dan rasional




Hasil yang diharapkan :

DAFTAR
PUSTAKA
Arthur C. Guyton and John E. Hall (
1997 ), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta
Pusdiknakes,
(1993), Proses Keperawatan Pada pasien
Dengan gangguan Sistem Kardiovaskuler, EGC, Jakarta
Sastroasmoro
Sudigdo and Bambang Madiyono ( 1994 ), Buku
Ajar Kardiologi Anak , penerbit Binarupa Aksara, Jakarta
Sastroasmoro
Sudigdo ( 1998 ), Dasar Diagnosis &
tata Laksana Penyakit jantung Bawaan, Perhimpunan Kargiologi anak
Indonesia, Jakarta
Wong,
L Donna ( 2003 ) Wong and Whaley’s
clinical manual of pediatric nursing, Edisi 4, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta
Itulah tadi penjelasan tentang Asuhan keperawatan jantung kogenital. semoga bermanfaat. Dan bila ada pertanyaan atau saran, silahkan tulis komentar kamu di kolom komentar di bawah. Dapatkan banyak lagi inlmu pada blog ini di sini. terima kasih.
Tags:
Artikel